KENDARI, SULTRAPOS.ID - Sejumlah mahasiswa yang dinahkodai oleh Menteri Pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar aksi unjuk rasa di halaman Tugu Kampus UHO, Senin (22/04/2024).
Saat ditemui, Menteri Pergerakan BEM FH UHO, Adil Mono Arso, mengatakan bahwa pihaknya menggelar aksi cipta kondisi guna membangun kesadaran mahasiswa terkait stabilitas harga bahan pokok di Sulawesi Tenggara yang dinilai tidak pro rakyat.
Dalam orasinya, ia menyampaikan bahwa Pemerintah dan DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara harus lebih detail dalam melihat persoalan rakyat. Sebab menurutnya, terkait harga beras yang itu merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar terhadap masyarakat, justru menjadi polemik yang dikeluhkan banyak orang, termasuk pedang.
“Hari ini, saya dan teman-teman mahasiswa fakultas hukum UHO, melalui gerakan ini kita mewarning kepada Pemprov dan juga DPRD agar dapat menyuarakan persoalan harga beras ke tingkat pusat”, ujar yang kerap disapa Adil itu, usai menyampaikan aspiranya di Halaman Tugu Kampus UHO.
Lebih lanjut, Adil menerangkan bahwa Pemerintah maupun stakeholder terkait agar dapat mempertimbangan tentang naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat, yakni harga eceran beras medium maupun prempium yang hari ini berlaku di Sulawesi Tenggara.
“Kami minta, para pemangku kebijakan harus peka, apalagi menyangkut harga beras ini yang kami duga ada permainan harga. Melihat Peraturan Badan Pangan RI No. 7 Tahun 2023 bahwa disitu sudah tertera secara kongkrit, terkait diwilayah Sulawesi harga minimalnya itu Rp.10.900,/kilo dan harga maksimal Rp.13.900,/kilo”, lanjutnya.
Untuk itu, Adil menambahkan bahwa dengan berlakunya harga eceran beras yang hari ini beredar Sultra, ia nilai sangat tidak rasional. Sebab, dengan harga eceran yang mencapai Rp.20.000,/kilo hingga Rp.25.000,/kilo, ia anggap tidak sesuai dengan regulasi yang ada, sehingga dampaknya merugikan masyarakat secara umum.
Dengan demikian, Adil Menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara harus segera mengambil langkah-langkah strategis dalam mengatasi persoalan ini.
“Kami juga mengajak kepada seluruh mahasiswa yang ada di Kota Kendari agar kemudian bersama-sama mendiskusikan persoalan ini. Dan ini bukan gerakan terakhir, saya pastikan bahwa ini akan terus kami suarakan, gerakan selanjutnya akan kami gelar dengan jumlah kami yang sangat besar, hingga persoalan ini bisa selesai dan harga beras kembali stabil”. tutupnya.
Laporan : Ahmad Yahya Tikori.
0 Komentar