MUNA, SULTRAPOS.ID – Dalam Debat Publik antar pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Muna yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sarana Olahraga (SOR) La Ode Pandu pada Sabtu, 2 November 2024, terjadi pertentangan pandangan yang mencolok terkait pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Muna.
Calon Bupati Muna dari pasangan Bachrun-La Ode Asrafil mempertanyakan kepada pasangan Rajiun-Purnama mengenai bagaimana mereka berencana untuk memperbaiki semua ruas jalan yang rusak di Muna, mengingat kondisi ruang fiskal Pemkab Muna yang minim. "Bagaimana cara pasangan Rajiun-Purnama mengatasi masalah ini di tengah keterbatasan anggaran?" tanya Bachrun.
Rajiun: Infrastruktur Jalan Kunci Perekonomian
Menanggapi pertanyaan tersebut, calon Bupati Muna LM Rajiun menegaskan bahwa infrastruktur jalan, baik jalan usaha tani maupun jalan lingkungan, adalah aspek penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa terdapat ruas jalan sepanjang 34,3 kilometer di Muna bagian timur yang sangat membutuhkan perhatian.
"Kalau tidak konek dengan wilayah jalan nasional, sebenarnya Muna Timur itu bisa jadi kampung dan belum merdeka," ujar Rajiun.
Rajiun optimis bahwa masalah anggaran tidak akan menjadi penghalang jika dia dan Purnama dipercaya untuk memimpin. "Muna kekurangan dana karena potensi kita tidak berkembang. Kita bisa melakukan banyak hal jika kita memiliki uang," katanya.
Pesimisme Bachrun dan Asrafil
Sebaliknya, Bachrun dan calon wakilnya, Asrafil, menyampaikan pandangan pesimis. Mereka mencatat bahwa APBD Muna saat ini hanya sebesar Rp1,3 triliun, di mana 70 persennya sudah dialokasikan untuk belanja pegawai, meninggalkan hanya 30 persen untuk pembangunan fisik. "Dengan hanya 30 persen dari APBD, saya ragu semua jalan akan bisa diaspal," ungkap Asrafil.
Bachrun menambahkan bahwa jika pembangunan infrastruktur hanya mengandalkan anggaran dari provinsi dan pusat, maka peran bupati menjadi tidak relevan. "Hal ini cukup dilakukan oleh kepala bidang saja," tegasnya.
Rajiun: Kreativitas dan Inovasi Solusi
Menanggapi skeptisisme Bachrun dan Asrafil, Rajiun menyatakan bahwa kreativitas dan inovasi dalam kepemimpinan sangat penting. Ia menjelaskan bahwa meskipun 70 persen dari APBD dialokasikan untuk belanja pegawai, masih ada sisa anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
“Artinya bahwa Rp145 miliar masih bisa digunakan untuk kepentingan rakyat Kabupaten Muna. Program kami tidak sulit, termasuk program seragam sekolah gratis untuk mengatasi kemiskinan,” tandas Rajiun.
Perdebatan ini mencerminkan dua karakter pemimpin yang berbeda dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Muna. Sementara Rajiun menunjukkan optimisme dan keyakinan akan kemampuan untuk memanfaatkan anggaran yang ada, Bachrun dan Asrafil lebih cenderung pesimis.
Laporan: LM. Sacriel
0 Komentar