![]() |
| Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama UHO Pendais Hak (Depan Berdiri) saat membawakan sambutan Kegiatan Pelatihan Moderasi Beragama. FOTO: Ist |
SULTRAPOS.ID, KENDARI - Maraknya peristiwa bullying atau perundungan yang terjadi antar sesama pelajar menjadi di sejumlah daerah di Indonesia bahkan marak terjadi di media sosial (Medsos) menjadi perhatian serius Pusat Studi Moderasi Beragama Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Sebagai bentuk perhatian dalam rangka memutus terjadinya perundungan di sekolah-sekolah, Pusat Studi Moderasi Beragama Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengadakan pelatihan moderasi beragama dengan melibatkan sejumlah siswa SMA Negeri di Kota Kendari dan perwakilan mahasiswa di Aula Museum Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (25/10/2025).
Bahkan kegiatan itu turut di hadiri Ketua PW GP Ansor Sultra dan Kepala Pusat Perbandingan Agama UHO sebagai narasumber dalam memberikan penguatan kepada para siswa dan mahasiswa.
Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Pendais Hak mengatakan pelatihan moderasi beragama dengan melibatkan sejumlah siswa SMAN di Kota Kendari dan perwakilan mahasiswa sangat penting. Karena dapat memberikan pemahaman dan edukasi pentingnya saling menjaga, menghargai, menyayangi, sehingga tidak terjadi kekerasan atau perundungan di lingkungan pendidikan utamanya sesama para pelajar.
![]() |
| Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama UHO Saat Membawakan Materi. FOTO: Ist |
Kata Dais sapaan akrabnya, pelatihan moderasi beragama juga bisa membentuk karakter para siswa untuk selalu menjaga harmonisasi dan kerukunan di lingkungan pendidikan tanpa melihat dari mana asalnya (suku), agamanya dan lain-lain.
"Hakikat manusia itu hidup rukun, saling menghargai dan saling menyayangi antar sesama, sehingga dengan itu semestinya tidak boleh ada bullying di sekolah, pelecahan dan tindakan kekerasan pada siswa lain," ungkap Dais.
Kegiatan itu di hadiri perwakilan siswa SMAN 4 Kendari, SMAN 1 Kendari, siswa Oikumene Kendari, MAN 1 Kendari, SMAN 12 Kendari, SMA Kingdom dan perwakilan mahasiswa.
Reporter: Abas




0 Komentar