Breaking News

Kotak Kosong Adalah Alternatif Terbaik Dari Pada Menerima Hadirnya "Belanda Hitam di Muna Barat"

 

Risman Ketua KPM MUNA BARAT

OPINI, SULTRAPOS.ID - Menatap langkah-langkah demokrasi saat ini, dalam framing tujuan indonesia emas 2045. Timbul kekhawatiran dalam benak saya tentang sejarah hadirnya Belanda di Indonesia pada masa lampau.

Sehingga berangkat dari kekhawatiran itu, kami mengkaji sampai pada taraf kesimpulan kesepakatan.

Dengan itu, mewakili rekan-rekan KPM MUBAR, saya atas nama RISMAN selaku Ketua Kerukunan Pemuda Mahasiswa Muna Barat (KPM MUBAR) mengambil langkah tegas dalam maksud menyelamatkan Daerah kami tercinta “Muna Barat” dengan lantang menyatakan bahwa;

KOTAK KOSONG ADALAH ALTERNATIF TERBAIK DARI PADA MENERIMAH HADIRNYA BELANDA HITAM DI MUNA BARAT

Sejarah masuknya Belanda ke Indonesia berkaitan dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani. Hal ini menyebabkan hubungan antara Eropa dan Asia Barat atau Timur Tengah terputus.

Banyak orang-orang Eropa yang kemudian terdorong untuk mencari jalan ke dunia timur untuk mencari rempah-rempah. Apalagi rempah-rempah adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam banyak negara-negara Eropa.

Bangsa Eropa tersebut pergi ke dunia timur melalui penjelajahan samudra, hingga akhirnya berhasil mencapai Indonesia. Awalnya, Belanda datang ke Indonesia melalui kongsi-kongsi perdagangan. Hingga akhirnya kongsi-kongsi tersebut berupaya menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia lewat praktik monopoli.

Banten adalah wilayah pertama yang didatangi Belanda untuk mendapatkan rempah-rempah hingga melakukan praktik monopoli ini.

Pada awalnya, kedatangan bangsa Belanda disambut baik oleh warga Banten jika untuk berdagang. Karena pada waktu itu Banten sedang dalam hubungan yang buruk dengan Portugis, sehingga kedatangan Belanda bisa diterima dengan baik.

Apalagi sikap Belanda yang lebih hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten menjadi nilai tersendiri. Hal ini juga yang membuat tiga kapal milik Belanda penuh dengan muatan rempah-rempah seperti lada.

Mengutip pada pelajaran sejarah, derita yang dialami oleh orang-orang tua kami terdahulu, menyisahkan luka yang teramat mendalam bagi kami. Sehingga kami sebagai pemuda yang memiliki rasa kepekaan tinggi terhadap itu, sangat mewaspadai dan senantiasa berhati-hati dalam menentukan pemimpin.

Banyak dari kami mengkaji tentang kepribadian, visi, dan identitas pribadi dari tiap bakal calon yang akan mendaftarkan diri sebagai calon bupati di daerah kami “Muna Barat” tercinta. Dan banyak pula nilai-nilai (+-) yang kami dapatkan dari para kandidat tersebut.

Sampai pada suatu ketetapan, bahwa KPU Muna Barat dengan segala bentuk proses yang di lakukan, menetapkan satu pasangan calon tunggal untuk Muna Barat yang katanya secara demokrasi.

Pada saat selesai  pendaftaran di KPU  dalam pidato resminya, menyampaikan  meminta untuk di berikan penghargaan oleh KPU sebagai calon tunggal. Karena sejarah di SULTRA dan satu-satu nya di Indonesia timur hari ini.

ini bagian bukti salah satu ke angkuhan diri. Sikap angkuh seringkali ditunjukkan dengan merasa diri paling benar, paling hebat , selalu di berikan pengakuan, dan sulit menerima pendapat orang lain.

Di lain sisi, statement yang dia keluarkan pada pidato-pidatonya “APONDOIE RAMPAHANO” merupakan kalimat yang menggambarkan bentuk keangkuhan dirinya yang lain. Dan sangat-sangat tidak layak untuk di kategorikan sebagai pemimpin daerah.

Sebagai calon pemimpin publik, sifat angkuh seperti ini yang nantinya akan menimbulkan banyak perselisihan serta kekacauan sampai dengan pada kehancuran suatu daerah.

Maka melalui kajian-kajian politik kami dengan segala bentuk pertimbangan, bahwa calon tunggal ini adalah representase dari Belanda Hitam pada waktu lampau. Relevan dengan strategi awal masuknya di Muna Barat menggunakan kendaraan money politic.

Strategi ini terus di lancarkannya guna mewujudkan segala bentuk hasrat pribadinya. Dengan cara seperti ini, tidak sedikit pula masyarakat Muna Barat yang terjerumus dalam muslihatnya.

Mengingat dalam sejarah peradaban bangsa, pemuda adalah aset bangsa yang sangat mahal dan tidak ternilai harganya. Pemuda adalah tonggak  bagi kemajuan  dan pembangunan bangsa. Generasi muda menjadi komponen penting  yang perlu dilibatkan dalam pembangunan sebuah bangsa.

Maka untuk itu, kesadaran pemuda agar ikut serta dalam keterlibatan untuk mengonsepkan dan mengawal pembangunan dalam suatu daerah, sangat di perlukan serta sangat membantu pemerintah dalam merealisasikan visinya.

Pemuda adalah mitra pemerintah yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kemajuan suatu daerah.

Penulis Opini : Risman, Ketua KPM (Kelompok Pemuda Muna Barat) 

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Media Online sultrapos.id